TUGAS PERTAMA (APTL)
NAMA : RAKHMAN HABIBI
NIM : 11144200239
KELAS : 5B
PEMBAHASAN RESUME TEORI TINGKAH LAKU
(Albert Bandura)
Teori Pembelajaran Sosial Bandura
Albert Bandura, seorang
psikolog pada Universitas Stanford Amerika Serikat, yang oleh banyak ahli
dianggap sebagai seorang behavioris masa kini yang moderat. Tidak seperti
rekan-rekan sesama penganut aliran behaviorisme, Bandura memandang tingkah laku
manusia bukan semata-mata refleks otomatis atas stimulus, melainkan juga akibat
reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema
kognitif manusia itu sendiri.
Prinsip dasar belajar hasil temuan
Bandura termasuk belajar sosial dan moral. Menurut Barlow (1985), sebagian
besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan
penyajian contoh prilaku (modeling). Dalam hal ini, seorang siswa belajar
mengubah perilaku sendiri melalui penyaksian cara orang atau sekelompok orang
mereaksi atau merespon sebuah stimulus tertentu. Siswa ini juga dapat
mempelajari respons-respons baru dengan cara pengamatan terhadap prilaku contoh
dari orang lain, misalnya guru atau orang tuanya.
Pendekatan teori belajar sosial
terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya
conditioning (pembiasaan merespons) dan imitation (peniruan). Condisioning
adalah prosedur belajar dalam mengembangkan prilaku sosial dan moral. Dasar
pemikirannya prosedur belajar dalam mengembangkan prilaku-prilaku lainnya,
yakni dengan reward (ganjaran/memberi hadiah) dan punishment (hukuman/memberi
hukuman). Dasar pemikirannya ialah sekali seorang siswa mempelajari perbedaan
antara perilaku-perilaku yang menghasilkan ganjaran (reward) dengan prilaku
yang mengakibatkan hukuman (punishment), ia senatiasa berpikir dan memutuskan
prilaku sosial mana yang perlu dibuat.
Imitation adalah
merupakan salah satu cara yang paling penting dalam teori belajar sosial.
Menurut teori sosial learning imitation adalah proses peniruan yang dimainkan
oleh seorarng model atau tokoh yang akan dijadikan contoh berperilaku sosial
dan moral bagi siswa, biasanya yang dijadikan model adalah orang tua atau guru.
Menurut Bandura ada 4 cara dalam melakukan peniruan,
yaitu:
1. Perhatian(Attention)
Maksudnya dengan memperhatikan orang
lain pembelajaran dapat dipelajari. Proses ini menyatakan dianggap berpengaruh
dikarenakan sebelum sesuatu dapat dipelajari dari model, model itu harus di
perhatikan. Bandura menganggap belajar adalah proses yang terus berlangsung,
tetapi dia menunujukkan bahwa hanya yang diamati sajalah yang dapat dipelajari.
Berikut adalah contohnya:
Misalkan anda
menggendong anak usia 4 tahun sedangkan dua anak usia empat tahun lainnya
bermain di ruang lain. Saat anak A sedang memukul-mukul anjing peliharaan
dengan pelan-pelan, anak B memeasukkan pisau mentega ke stop kontak listrik.
Semua orang akan belajar sesuatu dari insiden ini. Dikarenakan diasosiasikan
langsung dengan rasa sakit yang tak terduga dan diiringi dengan kekagetan, anak
B akan belajar menghindari pisau mentega, dan bahkan mungkin menghindari stop
kontak. Anak A mungkin akan belajar, atau setidaknya mulai belajar, untuk
menghindatri anjinfg. Ketika anak B tiba-tiba menjerit dan menangis, suara itu
mengagetkan anak A, dan karena kejadian stimulus baru yang kuat dan tak terduga
ini menimbulkan gerakan otonomik, anjing menjadi diisolasikan dengan respon
tidak terkondisikan terhadap stimulus yang menegangkan. Lewat proses
memerhatikan, anak di pangkuan anda mungkin nanti akan menghindari stop kontak
(jika dia memerhatikan B) atau menghindari anjing (jika memerhatikan anak A),
atau mungkin menghindari anda. Secara incidental, karena banyak prinsip belajar
berlaku untuk anak manusia dan hewan, adalah mungkin pula bahwa si anjing itu
nanti akan menghindari anak-anak.
2. Mengingat(Retention)
Maksudnya melakukan pengamatan
kemudian menyimpannya dalam memory dalam bentuk ingatan. Bandura berpendapat
bahwa proses retensional disimpan melelui dua cara, yaitu secara imajinal
(imajinatif) dan secara verbal. Simbol-simbol yang disimpan secara imajinatif
adalah gambaran tentang hal-hal yang dialami model. Sedangkan secara verbal
dsapat dilakukan dengan kode-kode misalnya
detail rute perjalanan seorang model. Setelah informasi disimpan secara
kognitif, ia dapat diambil kembali, diulang, dan di perkuat beberapa waktu
sesudah belajar observasional terjadi.
3. Reproduksi
gerak (Reproduction)
Maksudnya melakukan suatu pengamatan
kemudian memperaktekannya dengan cara modivikasi tindakan. Contohnya seseorang mungkin sudah belajar, lewat pengamatan atas
monyaet, cara melompat, cara melompat bergelantungan dari satu pohon ke pohon
lainnya dengan menggunakan ekor, namun ia jelas tidak akan meniru perilaku si
monyet itu karena orang tidak mempunyai ekor. Dengan kata lain, seseorang
mungkin mempelajari sesuatu secara kognitif namun dia tak mampu menerjemahkan
informasi itu ke dalam prilaku karena ada keterbatasannya
4. Motivasi
Maksudnya unsur yang paling penting
dari ketiga unsur, karena ia adalah penggerak unsur untuk melakukan sesuatu.
Dalam proses motivasi ini, Informasi tentang penguatan atau konsekuensi yang
didapatkan model dalam proses modeling juga dapat menjadi alasan bagi pengamat
dalam proses observasi untuk memberikan respon terhadap hasil pengamatan.
Kelebihan:
Teori Albert Bandura lebih lengkap
dibandingan teori belajar sebelumnya, karena itu menekankan bahwa lingkungan
dan perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif orang tersebut.
Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks atas stimulus,
melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi-interaksi antara
lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar sosial
lebih ditekankan pada perlunya condisioning (pembiasaan merespons) dan
imitation (peniruan). Selain itu pendekatan belajar sosial menekankan
pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak-anak.
Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak-anak,
faktor sosial dan kognitif.
Kelemahan:
Teori pembelajaran sosial Bandura
sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena,
teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan
adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami
sesuatu yang ditiru.
PENUTUP
Kesimpulan:
Beberapa kesimpulan itu ialah :
· Tingkah laku yang diperlihatkan oleh manusia bukan
semata-mata refleks otomatis atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang
timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia
itu sendiri.
· Cara belajar ini mengacu pada conditioning (pembiasaan
merespons yang terus menerus), dan modeling (peniruan/imitation).
· Teori Belajar Sosial yang dikeluarkan oleh Bandura
merupakan teori yang bersifat determinisme respirokal yaitu dalam proses
belajar ada interaksi yang konstan antara lingkungan, perilaku dan orang.
· Tahap-tahap belajar meliputi: perhatian, penyimpanan
dalam ingatan, reproduksi, dan motivasi yang kemudian menghasilkan kinerja
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. (2002).Psikologi Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. (2005).Psikologi Belajar.
Jakarta: Raja Grafimdo Persada.
Syah, Muhibbin. (2010).Psikologi Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Walgito, Bimo. (2010).Bimbingan dan Konseling
(Studi dan Karier). Yogyakarta: Andi
Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar